Bell Curve Appraisal merupakan salah satu metode evaluasi kinerja yang sering digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja secara lebih objektif. Dalam artikel ini, Hulu Target akan membahas secara mendalam apa itu Bell Curve Appraisal, sejarah sistem ini, serta kelebihannya bagi perusahaan. Simak lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Bell Curve Appraisal
Dilansir dari Time Champ, Bell Curve Appraisal adalah metode penilaian kinerja yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengklasifikasikan tingkat kinerja karyawan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kinerja karyawan di perusahaan terdistribusi secara normal, seperti bentuk Bell Curve.
Metode ini membagi penilaian menjadi 3 yaitu performa terbaik, standar, dan di bawah standar dengan persentase sebagai berikut:

- 20% karyawan memiliki performa terbaik (top performance)
- 70% karyawan memiliki performa standar (average performance)
- 10% karyawan memiliki performa di bawah standar (low performance)
Dari penilaian tersebut, maka dapat diketahui tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh leader atau HR. Sebagai contoh karyawan yang masuk ke dalam kategori top performance akan mendapatkan kenaikan gaji atau intensif lebih. Kategori average performance, akan mendapatkan penghargaan biasa. Sedangkan, untuk karyawan dengan kategori low performance harus diberikan pelatihan atau training.
Sejarah Bell Curve Appraisal
Pada awalnya, konsep ini digunakan dalam statistik sebagai distribusi normal, dan mulai dikenal luas di dunia bisnis setelah diimplementasikan oleh Jack Welch, CEO General Electric (GE) sekitar tahun 1980-an.
Saat itu Welch memperkenalkan metode ini sebagai bagian dari sistem penilaian “20-70-10” di mana 20% karyawan dianggap sebagai kinerja terbaik, 70% sebagai rata-rata, dan 10% kinerja terendah yang direkomendasikan untuk peningkatan atau pemutusan kerja.
Metode ini mendapatkan popularitas karena dianggap adil dalam mendistribusikan penghargaan berdasarkan kinerja yang dapat diukur, dan membantu menghilangkan bias manajer yang terlalu longgar atau ketat dalam penilaian.
Namun, Bell Curve Appraisal juga dikritik karena dianggap terlalu kaku dan tidak cocok untuk organisasi kecil spesialis. Dalam beberapa kasus, metode ini dapat merusak moral karyawan, terutama bagi mereka yang masuk dalam kategori kinerja terendah. Meskipun demikian, metode ini tetap digunakan oleh beberapa perusahaan besar untuk mengidentifikasi kinerja puncak dan mengarahkan kebijakan sumber daya manusia.
Kelebihan Metode Bell Curve Appraisal
Sebelum Anda memanfaatkan metode satu ini, ketahuilah beberapa kelebihannya:
- Mengidentifikasi mudah untuk karyawan berprestasi tinggi
Kelebihan utama dari penggunaan metode ini adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi karyawan dengan kinerja terbaik dengan mudah. Ini akan memudahkan manajer untuk menentukan strategi penghargaan atau retensi karyawan di perusahaan dengan lebih efektif dan cepat.
- Menyeimbangkan bias manager
Selain itu, metode ini juga membantu untuk menyemibangkan penilaian kinerja, terutama jika seorang manajer cenderung terlalu longgar atau ketat dalam menilai staff-nya. Metode ini memaksa evaluasi dilakukan secara seimbang, sehingga dapat menciptakan penilaian yang lebih adil untuk semua karyawan dalam perusahaan.
- Alokasi sumber daya yang lebih efektif
Dengan mengkategorikan karyawan ke dalam berbagai tingkatan kinerja, HR akan lebih mudah mengalokasikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh, training dapat difokuskan pada karyawan yang memiliki kinerja rendah. Sementara rencana pengembangan kepemimpinan bisa dirancang untuk mereka yang menunjukkan potensi sebagai pemimpin masa depan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, Bell Curve Appraisal dalam penilaian kinerja merupakan tools yang banyak digunakan, namun terkadang kontroversial. Alat ini dapat memberikan pendekatan secara terstruktur untuk mengevaluasi kinerja karyawan dan membantu mengidentifikasi prestasi karyawan.
Namun di sisi lain, terkadang dapat menyebabkan peringkat yang tidak adil dan kaitannya dengan masalah moral. Jadi bagaimana pendapat Anda? Apakah metode ini sesuai dengan kebutuhan kinerja perusahaan Anda, atau apakah sistem yang lebih fleksibel seperti KPI AI Generator lebih cocok untuk Anda?